Senin, 22 Juni 2015

RISAU HATI

RISAU HATI 

Alkisah, pada suatu kesempatan terjadilah dialog antara seorang anak bernama JONED AL-BAGHDADI dengan ibunya.
Joned : Ibu, saya mohon maaf, bolehkah saya menanyakan sesuatu kepada Ibu?. Hal yang akan saya    tanyakan menyangkut pribadi Ibu. Ibu jangan tersinggung ya?.
Ibu : Kenapa tidak boleh?. Masa Ibu tidak menjawab pertanyaan anaknya?. Silakan, apa pertanyaanmu?
Joned : Gini Bu, Joned merasa tidak nyaman, resah hati sepekan terakhir ini. Apakah selama ini Ibu mengasih makan, minum, pakaian, dan lainnya kepada Joned dari harta yang statusnya tidak jelas atau mungkin haram?
Ibu : Oooo hal itu?. InsyaAllah Ibu tidak memberimu makanan dan minuman serta pakaian dan lainnya dari yang haram. Ibu yakin semuanya halal. Sesuatu yang subhat pun Ibu tidak ambil.
Joned : Alhamdulillah. Tapi, bagaimana selama Ibu menyusui Joned saat bayi, apakah Ibu ada makan minum dan lainnya berasal dari yang haram?
Ibu : InsyaAllah, hal itupun Ibu yakini semuanya halal. Ibu makan minum dan yang lainnya dalam status halal.
Joned : Alhamdulillahi rabbil a'lamin. Namun, darimana asal keresahan hatiku ini?.
Ibu : Sekarang kamu sudah dewasa. Sering bergaul dengan masyarakat. Coba kamu ingat - ingat, bisa jadi ada interaksi yang memicu keresahan hatimu itu.
Joned pun merenung, berfikir keras, mengingat - ingat. Akhirnya teringatlah suatu hari Joned pernah ke pasar kurma. Saat itu dia hendak membeli kurma. Kemudian dia mencicipi sebuah kurma "cicipan" (tester), yang memang disiapkan secara gratis oleh pedagang. Kemudian Joned tidak jadi membeli kurma pada pedagang itu.
Dengan segera, setelah mohon izin Ibunya, Joned pun pergi ke pasar kurma. Dia menemui pedagang tersebut.
Joned : Assalaamu alaikum, Pak, saya mau minta maaf dan ridlo-ikhlas Bapak, kira - kira sepekan yang lalu saya memakan sebuah kurma cicipan milik Bapak. Namun saat itu saya tidak jadi membeli kurma.
Pedagang : Oh, tidak masalah. Memang kurma cicipan itu gratis. Baik kamu kemudian belanja kurma ataupun tidak. Itu tidak masalah. Tidak perlu minta maaf.
Joned : Oooo gitu Pak?. Tapi, supaya saya merasa tenang hati, saya sungguh mohon Bapak memaafkan dan meridlo-ikhlaskan apa yang telah saya makan.
Pedagang : Baiklah jika begitu. Saya memaafkan dan mengikhlaskan sesuai yang kamu inginkan.
Kemudian Joned menyalami pedagang tersebut dan mengucapkan terima kasih.

HIKMAH (Pelajaran) 
  • Sebagai seorang hamba yang rindu akan ridlo Allah, yang juga berupaya menjadi SUFI, Joned selalu menjaga hatinya agar selalu tenang. Ketenangan inilah yang mendekatkan hatinya dengan Allah.
  • Dalam menjamin ketenangan hati itulah Joned selalu menjaga apa - apa yang dimakan, disandang, dan dinikmatinya diyakini berasal dari sesuatu yang halal dan baik. Dia berusaha keras menghindarkan dari sesuatu yang haram, bahkan yang subhat sekalipun.
  • Rizki yang halal membawa ketenangan hati. Ketenangan hati membawa kedekatan kepada Allah Dzat yang MahaTenang. 
BAGAIMANA DENGAN KITA? 
MARI KITA HIDUP SELALU MENGHINDAR DARI SESUATU YANG HARAM. 

Tidak ada komentar: